Disclamer :
Ini hanya sekedar analisa, yang pro dan kontra nanti jangan terlalu memperdebatkan kevalidannya (boleh berdiskusi tapi tidak boleh berdebat :D). Kita semua tahu dalam SEO tidak ada yang pasti, google juga tidak pernah membeberkan secara terbuka algoritma mereka jadi setiap pendapat tidak ada yang benar-benar salah dan tidak ada yang benar-benar benar ;)
Analisa pertama :
Google tidak bisa secara pasti menentukan backlink spam dan bukan, mana yang natural dan mana yang tidak natural (unnatural links).
Adanya tools spam report (untuk link berbayar /paid links) membuktikan bahwa google masih membutuhkan bantuan user nya (kita-kita ini) untuk memberitahu tentang keberadaan link spam atau backlink yang menyalahi aturan google guidelines.
Halaman web : https://www.google.com/webmasters/tools/paidlinks?pli=1&hl=in
Analisa kedua :
Google belum bisa melawan negative SEO
Keberadaan Disavow Links Tool membuktikan google masih membutuhkan bantuan user nya untuk melaporkan link-link yang tidak natural, jelek dan spam yang biasanya diciptakan oleh kompetitor (biasanya memakai software auto seperti GSA, Scrapebox atau yang lainnya) untuk menjatuhkan pesaingnya (biasa disebut dengan istilah negative SEO). Google tidak bisa membedakan secara pasti mana backlink-backlink yang diciptakan oleh pesaing sebuah web untuk menjatuhkan website saingannya dan mana link-link yang tercipta natural.
Halaman web : https://www.google.com/webmasters/tools/disavow-links-main
Analisa ketiga :
Google melakukan banyak propaganda tentang SEO untuk menakut-nakuti webmaster
Sebelum membahas lebih lanjut, mari kita simak dulu arti propaganda menurut wikipedia :
Propaganda (dari bahasa Latin modern: propagare yang berarti mengembangkan atau memekarkan) adalah rangkaian pesan yang bertujuan untuk memengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau sekelompok orang. Propaganda tidak menyampaikan informasi secara obyektif, tetapi memberikan informasi yang dirancang untuk memengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya.
Propaganda kadang menyampaikan pesan yang benar, namun seringkali menyesatkan dimana umumnya isi propaganda hanya menyampaikan fakta-fakta pilihan yang dapat menghasilkan pengaruh tertentu, atau lebih menghasilkan reaksi emosional daripada reaksi rasional. Tujuannya adalah untuk mengubah pikiran kognitif narasi subjek dalam kelompok sasaran untuk kepentingan tertentu.
Propaganda adalah sebuah upaya disengaja dan sistematis untuk membentuk persepsi, memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan memengaruhi langsung perilaku agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki pelaku propaganda.
Blogroll, blogpost, blog comment, link profile, guest post dan link network (yang kebanyakan menggunakan expired domain) adalah metode-metode off page SEO yang tidak luput dari propaganda google. Analisa saya, mereka tidak bisa mengontrol dan menghentikan aksi para spammer dan webmaster yang memborbardir link ke segenap penjuru web baik secara manual maupun dengan menggunakan berbagai software otomatis, baik backlink gratis maupun berbayar. Apalagi teknik link terbaru yang diciptakan dengan model tier sekarang ini sangat susah dideteksi.
Jadi mereka melakukan propaganda dengan mengatakan bahwa backlink-backlink tersebut bertentangan dengan google guidelines dan akan dihukum penalty jika ada website yang dioptimasi dengan cara-cara tersebut. Acuan utama mereka selama ini dalam merangking situs (untuk bagian off-page SEO) adalah backlink dan sialnya, acuan ini dikacaukan para webmaster dengan berbagai manipulasi link.
Yang kita tahu selama ini, setiap SEO guidelines terbaru google muncul (entah itu dari engineer Matt Cutts ataupun dari official blog mereka) selalu diikuti dengan manual action yang seolah-olah menegaskan tentang adanya aturan baru tersebut.
Baca juga : Google Penguin 4.0: Kabar Baik Atau Buruk Bagi Dunia SEO ??
Contohnya tentang larangan menggunakan Link Network, Google melakukan eksekusi ke sebuah Link Network berbayar yang cukup terkenal seperti RankHero dan MyBlogGuest. Kenapa targetnya link network yang besar dan berbayar ?? Tentu saja agar efek viralnya cepat membesar dan beritanya segera tersebar ke seluruh forum-forum diskusi SEO di seluruh dunia. Agar webmaster-webmaster kecil di seantero dunia yang mau mencoba mengakali sistem algoritma google menjadi takut dan mundur teratur.
Ingat, mereka melakukannya melalu manual action. Itu artinya penalty dilakukan manual, melalui karyawan mereka. Bukan melalui robot search engine mereka. Kenapa tidak melalui robot search engine mereka ? Karena kemungkinan robot mereka belum bisa mengenali secara pasti antara link network dan yang bukan.
Jika penalty terhadap backlink yang melanggar google guidelines 100% dilakukan secara auto, saya yakin website-website besar dan Authority banyak yang akan kena. Dan ini bisa jadi berita buruk bagi bisnis google.
Analisa keempat :
Mendominasi SERP hanya dengan mengandalkan satu jenis backlink itu mitos dan tidak masuk akal
Ada yang bilang bisa no. 1 di SERP dengan hanya bermodal backlink dari g+, dengan alasan gplus adalah produk google jadi pasti lebih diutamakan. Lalu pada berbondong-bondong bikin circle sesama seoers (atau gplers ?) agar authority pagenya semakin besar dan web yang ditaruh di profile maupun di status bisa nangkring di halaman pertama Google.
Bagi saya… Nonsense.
Alasannya :
- Meski gplus produk Google, Google tidak bisa sembarangan menganakemaskan sosmednya karena jika itu terjadi maka kredibilitas mereka sebagai search engine nomor wahid akan turun, secara jelas-jelas sosmed mereka kalah unggul dari Facebook, jadi kualitas link mereka harusnya juga masih kalah bagus dari facebook.
- SEO yang terbaru menganggap contextual link (link didalam artikel) lebih berkualitas, sedangkan di gplus baik itu di profile maupun di fasilitas share (update status) jenis link yang dihasilkan bukan contextual.
- Google menggunakan banyak faktor dalam perangkingan situs ( konon lebih dari 200 faktor, dan tiap faktornya terdiri atas 50 sub bagian)
- Social Signal tidak lagi terlalu diperhitungkan lagi dalam SEO
Btw kalo ada yang bersikeras situsnya bisa ranking 1 hanya bermodal gplus mungkin perlu ditinjau lebih dalam kasusnya, apakah niche yang dibidik cukup profitable ? Apakah persaingan dihalaman pertama mesin pencari cukup kompetitif ? Atau apakah keyword yang dirangking itu ada pencariannya ?? Jangan-jangan yang ditembak keyword kontes SEO yang persaingannya cuma 3 orang :D
Baca juga: Cara Cek Backlink Website Kompetitor
Analisa kelima :
Algoritma Google Tumpul keatas, tajam ke bawah
Di luar sana banyak perusahaan-perusahaan besar melakukan manipulasi backlink dengan paid links maupun memasang backlink ke website client. Website-website seperti Interflora, Godaddy SSL, Houzz.com adalah beberapa diantaranya. Yang kasusnya diekspos biasanya mendapat manual penalty, tapi kebanyakan tidak.
Entah karena google seperti analisa pertama saya, tidak bisa secara pasti menentukan mana backlink spam dan mana yang bukan, mana yang natural dan mana yang unnatural. Atau karena adanya special treatment atau pembiaran untuk web-web besar yang berpengaruh.
Hal ini tidak akan berlaku untuk web-web kecil. Sekali ketahuan melakukan pelanggaran, penalty adalah hukumannya.
Cek juga: 4 Cara Merampok Long Tail Keyword, Dongkrak SERP dengan Sedikit Artikel
Analisa keenam :
Googe belum bisa membedakan antara sumber yang asli dan yang bukan dalam masalah Duplicate Content
Duplicate content adalah isu lama yang sampai sekarang masih diperdebatkan. Ada 2 jenis duplicate content, yang pertama adalah duplikat konten didalam website itu sendiri, dan yang kedua adalah duplikat konten dengan website lain. Untuk masalah pertama biasanya bisa diatasi dengan pemberian elemen link rel=”canonical” atau noindex meta tag pada halaman-halaman yang berpotensi duplikat seperti category, archives dan tags. Anda pun bisa melakukan tracking terhadap konten-konten duplikat didalam website Anda sendiri melalui Google Search Console. Tapi untuk masalah kedua, ini yang menjadi polemik.
Sudah banyak kasus yang beredar bahwa website yang mencopy isi tulisan dari website lain bisa mendapatkan posisi lebih baik di SERP daripada website asli yang artikelnya di copy. Masalah utamanya kalau saya lihat adalah google tidak bisa membedakan mana sumber yang asli mana yang meniru. Dan kasus ini biasanya terjadi pada web-web kecil yang kontennya diambil oleh website-website yang lebih besar, lebih authority dan mempunyai lebih banyak backlink. Acuan mereka, tentu saja seperti yang sudah saya tulis sebelumnya, adalah backlink. Dan website-website besar / authority sangat diuntungkan untuk masalah ini.
Tidak percaya ? Silahkan buat web baru, kemudian isi dengan 1 artikel dan biarkan sampai artikel tersebut terindex. Kemudian, copas isi artikel tersebut ke website anda yang sudah cukup besar dan stabil visitornya. Lalu cek di search engine, lihat siapa yang lebih unggul. Kemungkinan adalah website anda yang kedua, bukan yang pertama, yang masih baru dan belum ada backlink sama sekali. Apalagi jika artikel dari web pertama anda copas ketika artikel tersebut masih belum terindex, sudah pasti website kedua anda yang akan lebih unggul.
Artikel menarik lainnya: Optimasi PageSpeed
Analisa ketujuh :
Hanya menulis artikel berkualitas dan visitor akan datang dengan sendirinya adalah nonsense, tidak masuk akal
Google menyarankan webmaster untuk membangun website yang mengutamakan user experience. Artikel berkualitas, desain user friendly, dan visitor akan datang dengan sendirinya. Tanpa backlink, bagi saya nonsense. Backlink masih tetap menjadi faktor utama, selain kualitas konten dan on-page SEO.
Contoh kasus :
Silahkan search di google dengan keyword “klik disini”. Menggunakan tanda petik atau tidak hasilnya tetap hampir sama. Kenapa website yang berada di halaman teratas (jne.co.id, posindonesia.co.id atau tiki-online.com) bahkan tidak mempunyai keyword “klik disini” baik di bagian title maupun deskripsi ??
Itu karena website-website tersebut mendapatkan banyak backlink dengan anchor text “klik disini”, atau anchor text yang mengandung frasa “klik disini..”, seperti “klik disini untuk cek resi”, “silahkan klik disini”, dll. Hanya itu penjelasan yang paling masuk akal bagi saya.
Jadi, jangan terlalu fanatik dengan tekhnik keyword density (apalagi menggunakan plugin SEO Score seperti Easy WP SEO atau Clikbump SEO), tanpa backlink yang cukup website anda tetap tidak akan mampu bersaing di SERP. Website-website yang berada dihalaman 1 pencarian untuk keyword diatas saya kira keyword density nya kurang dari 1%, bahkan kebanyakan 0% alias tidak ada sama sekali keyword tersebut dihomepage mereka, pastinya tidak memenuhi kriteria jika dilihat dari plugin SEO score, right ?
Google bilang: “Menulislah seolah SEO itu tidak ada”.
Ini dunia nyata, kita harus berfikir realistis. Google menyuruh menulis artikel berkualitas dengan harapan pemilik website mendapatkan link-bait natural (dari visitor yang menyukai artikelnya) atau biasa disebut content marketing. Tapi sekarang ini, sangat susah mendapatkan link natural dari website lain meski kita sudah berusaha keras untuk membuat artikel yang menarik. Terkecuali jika anda adalah artis atau tokoh terkenal, maka para fans anda akan dengan senang hati mereferensikan artikel anda di website mereka.
Untuk persaingan keyword seperti “car insurance”, “personal loans”, “injury lawyer”, “structured settlement”, “jasa asuransi”, “jual rumah”, “toko online” misalnya, kira-kira apakah bisa jika kita hanya mengandalkan konten berkualitas untuk menarik backlink natural dan menjaring visitor ?? Tentu saja tidak.
Cara tercepat mendapat backlink, ya dengan membuat backlink itu sendiri. It’s business man…
Contoh lain untuk keyword-keyword yang berhubungan dengan konten dewasa dan judi, apakah halaman pertama SERP didominasi oleh pemilik website yang mengandalkan tekhnik content marketing ?? Absolutely not! 99% yang berleha-leha di halaman utama adalah mereka-mereka yang menggunakan paid links sebagai media promosinya.
Beberapa minggu kemaren saya pernah mencoba menggunakan backlink yang bisa dibilang melanggar aturan google untuk web lokal saya yang sudah cukup stabil di search engine (UV 3 – 5k / day) sebagai percobaan. Seminggu setelah penanaman backlink, beberapa keyword yang ada di halaman pertama (saya track menggunakan Rank Tracker dari SEO Powersuite) merosot ke halaman 2 dan 3. Cukup kaget juga jangan-jangan backlink saya terdeteksi spam. Tapi saya biarkan dan mencoba melihat perkembangannya. Minggu berikutnya lagi saya cek, keyword-keyword tersebut sudah naik lagi kehalaman pertama dengan posisi yang lebih baik dari sebelumnya, dan bertahan sampai sekarang .
Kesimpulan saya, merosotnya peringkat pada minggu pertama setelah penanaman backlink, kemungkinan dikarenakan serp nya ngedance (kemasukan backlink lumayan banyak mungkin :D).
Conclusion
Setuju atau tidak dengan analisa-analisa saya diatas, anda pastinya setuju kalau algoritma google untuk perangkingan situs masih jauh dari sempurna. Saran saya, jangan langsung percaya 100% dengan berita-berita seputar SEO yang banyak beredar, termasuk tulisan saya ini :D
Gunakan insting anda sendiri, lakukan trial-error, studi kasus, untuk mencari pola-pola yang kiranya bisa dijadikan acuan dalam mempraktekkan SEO yang optimal dan menghasilkan efek positif untuk web anda. Cari mana yang efektif dan mana yang tidak efektif dalam membangun link, mana yang memang benar-benar berpengaruh ke SEO dan mana yang cuma sekedar mitos.
Dari kacamata saya, membangun backlink tidak menyalahi aturan apapun. Kita tidak merugikan orang lain. Ya, ya… mungkin itu melanggar Google Guidelines, tapi Google itu bukan penegak hukum. Mereka perusahaan, company, mereka juga jualan, mereka juga cari untung. Google melakukan hal yang sekiranya menguntungkan buat bisnis mereka. Begitu juga kita, kita melakukan apa yang menguntungkan buat bisnis kita. Sekali lagi, it’s just about business..
Saya tidak membenci google, malah saya cukup menyukai mereka. Mereka memberi saya trafik dan visitor yang akhirnya terkonversi menjadi uang. Walau kadang mereka juga memberikan stress berkepanjangan ketika website yang saya optimasi tidak kunjung mendapatkan tempat di SERP. SEO adalah sesuatu yang unpredictable, mengulik bagian darinya satu-persatu dan menelusuri skema-skema perangkingannya merupakan sesuatu hal yang menyenangkan. Dan melihat posisi web kita melesat di SERP adalah merupakan suatu kepuasan tersendiri.
Saya tidak terlalu tertarik menjaring visitor melalui PPC seperti Google Adwords maupun FB Ads. Tidak ada tantangan seperti yang saya dapatkan dari SEO. Saya lahir dan dibesarkan dalam dunia online melalui aktivitas blogging dan belajar SEO otodidak di blogspot. Tukar link, nembak keyword, bogwalking (blog comment), kontes SEO adalah kegiatan sehari-hari saya kala itu (walaupun untuk kontes SEO tidak ada satupun yang saya menangkan :D). Jadi dalam konteks bisnis online, this is my world.
Akhir kata semoga analisa saya ini bisa memberikan pandangan baru bagi anda tentang google dan SEO. Anda punya analisa, pandangan atau pendapat lain ? Mari berdiskusi, dengan senang hati saya akan menerima berbagai analisa SEO dari sudut pandang yang lain.
Arul Shaleh
Setuju kaka….. kerennnn
admin
siappp…kaka juga kerenn ^^
agen foredi makassar
Sangat setuju, semua analisa di atas sangat masuk akal… saat ini backlink masih raja :)
admin
sipp…
Rizki Prakoso
wah keren banget artikelnya…. ilmu baru #jempol
admin
terimakasih mas :) #ikutjempoljuga
Tri Wahyudi
Emang gogle masih plin plan, situs situs generate konten masih nongol, wajar ajah robot bukan manusia yang ngelacak artikel :D
Dan emang backlink masih prioritas utama jadi jawara di search engine .
Buat saya sih intinya tetap nulis artikel dengan hasil pemikiran sendiri dan langsung di fetch gogle webmaster :D .
Yang paling utama yang tidak boleh di anggap remeh adalah Author Rich Snippets wajib ada kalau mau merangkak naik SEO-nya :)
admin
Setuju dengan poin pertama. Tapi utk yang Author Rich Snippets sepertinya udah dihapus Google dari sebulan yang lalu :cmiiw:
Moffy
Nah ini dia insight yang beneran dari sohib ane :D ahhahaha manteb bener- bener dikuliti nih prakteknya si mbah Google :D
admin
hehe sory masgan Moffy, barusan ketemu komennya, pada masuk kotak spam ternyata x_x
diakui
bener banget ini analisa mas bro, saya sendiri juga sudah mengalami beberapa analisa di atas, terima kasih mas bro (y)
admin
oke terimakasih juga udah menyempatkan komen, semoga analisanya membantu :)
msdani
Sangat membuka pandangan kita tentang SEO nih, analisa yang mantab dengan dasar yang akurat dan secara logika sangat masuk akal, thanks gan rohadi, pastinya artikel agan ini akan sangat membantu para pengarap online untuk bisa memilah-milah mana yang perlu diterapkan dan mana yang masih perlu dipertimbangkan, thx
admin
oke, semoga memang benar2 bermanfaat :)
Henry Pratama
Analisa yang sangat mantappp mastah….;)
admin
terimakasih :)
Smart Detox Synergy
jempoler… two thumbs up. mastah..
informatif sekali..
admin
thanks
Ade W Hakim
Analisa yang keren… (y)
admin
terimakasih :)
ainah
Mau belajar SEO lebih dalam, forum diskusi SEO berbahasa indonesia dimana yah ?
admin
recommended http://www.ads-id.com/forums/forum.php
Wisang
Makasih sharing-nya. Bagaimana cara membandingkan traffic dari suatu situs dengan situs lain? Sebagai pemasang iklan, apa indikator yang bisa saya lihat untuk menilai traffic suatu web lebih baik dari yang lain?
apakah Alexa Rank cukup akurat? salam.
admin
saya coba jawab meskipun sepertinya agak out of topic :D
Alexa rank berguna untuk melihat berkualitas tidak nya trafik suatu web. Sedangkan indikator untuk mengukur trafik web secara pasti tentunya adalah akun2 tracking seperti histat, awstat, dll. Susahnya adalah, utk alat2 tracking semacam ini biasanya kita butuh ijin owner webnya agar bs mendapatkan akses :cmiiw:
Ranap Sianturi
apa bener nih gan?
admin
sekedar analisa gan, anda bebas memutuskan benar tidaknya :)
akbar firdiansyah
setuju banget sama analisanya, saya sanksi dengan tulisan-tulisan yang mendeskriditkan link building.
propaganda google tuh
admin
sippp
Fuadi Mukhlis
Artikel keren sob, termakasih sudah berbagi. Setelah membaca timbul pikiran untuk mencari backlink yang sudah saya abaikan gara-gara membaca artikel di web lain yang cenderung menganggap backlink itu tidak penting, dan cukup fokus di artikel berkualitas.
admin
hehe sipp gan, artikel berkualitas memang perlu. Tapi masalahnya yang kita hadapi ini robot (Google crawler), bukan manusia. Jadi ya.. tetap butuh umpan (backlink) untuk makanan si robot biar mau melirik artikel2 kita ;)
Ali Mustika Sari
Wah keren banget artikelnya.. lengkap dan sip
Dian Nugroho
Saya sepakat dengan tulisan Anda ini.
Analisa pribadi saya begini :
1. SEO tidak memberikan dampak berarti pada peningkatan penjualan.
Ini kasusnya jika dan hanya jika website adalah jualan produk tertentu. SEO hanya membantu menaikkan jumlah visitor saja. Tanpa konten berkualitas, dengan mudah pengunjung akan segera keluar dari website. Dan akhirnya tidak terjadi penjualan produk.
2. Setiap hari 80% orang lebih banyak mengunjungi facebook atau social media lainnya daripada google. Sekarang orang yang membuka google adalah orang yang ingin mencari sesuatu. artinya dia memiliki keperluan pencarian. selama dia hanya ingin update status, share foto, dll maka google atau search engine lainnya tidak dilirik.
Dari analisa di atas kesimpulan saya begini :
1. SEO tetap penting. Tapi bukan yang utama. Selain membuat pengunjung berlama-lama di website kita, juga perlu dipikirkan bagaimana pengunjung mau berkunjung kembali, bahkan tanpa menggunakan Search Engine.
2. Backlink juga penting. Tanpa backlink dan hanya fokus di konten itu sangat tidak masuk akal. Namun, sebelum backlink dibuat bagian dalam website (konten) harus sudah siap.
bagaimana menurut Anda? mohon masukannya. Terimakasih.
admin
Analisa yang bagus dan menarik, saya setuju dengan poin2 yang anda maksudkan. Walaupun mencari trafik tdk melalui SEO (sosmed dan iklan misalnya) kualitas konten juga tetap penting. Tapi yg perlu saya tekankan, dibanding iklan dan sosial media, trafik organik dari search engine jauh lebih potensial, lebih murah dan tahan lama (jika posisi udh stabil di serp), beda dengan iklan jika campaign tdk teruskan maka iklan mati, sosmed jika topiknya udah tidak ngetrend udah ga bisa viral n mengundang visitor lagi :cmiiw:
Dani
Dapat benang merahnya… meski memang bener saya simak faktanya banyak artikel, video, infografis, slide, dll yg ngajarin SEO, yg notabene ga jarang malah paradoks, tapi ndak ada satu pun yang menafikan berkualitasnya contextual link… :D
admin
sipp…
setya adhi
Seperti yang mas rohadi jelaskan sebenarnya udah ketauan dari tingkah laku google sendiri. Mereka hanya mampu mengklasifikasi sebagian kecil link saja mana yang bagus mana yang ngga bagus, sisanya manual dan minta bantuan dari laporan user.
cuma untuk urusan link saya termasuk yang menyukai backlink manual karena backlink otomatis (spam) merugikan pemilik website.
admin
setuju, selain laporan user mereka juga punya team reviewer sendiri. Jadinya ga full pake algoritma yang masih banyak celahnya
sipp mas, kualitas manual jg pastinya lebih baik
Tips and News
Great analisa gan !
admin
thanks gan
satrio
Ilmu Baru nih makasih gan
admin
oke gan sama2